Jumat, 26 Juli 2019

Tentang Dia (Kamu), II

Halo,
Assalamualaikum.
Ini hari Jum'at.
Ayo semangat,
Karena besok weekend :P
hhahahaaaa

Baiklah, Sesuai janjiku.
Hari ini akan ku lanjutkan cerita kuta yang kemarin.

Tentang Dia, yang aku sebut Kamu.

Bagai pelangi yang indah kau datang memberikan warna dalam hari-hariku.
Bagai sinar sang surya kau menghangatkan ceriaku.
Kau, bagaikan...
Hmmm bagaikan apa yaaaa. weheheheee
Kau, bagaikan ksatria, yang berani dan tangguh.
Aku takut melawan emosi mu.
Aku takut berbuat salah (lagi) di depanmu.
Aku takut tidak bisa membuatmu tertawa.
Tapi 1 hal yang harus kamu tau, aku susah untuk membuatmu tertawa.
Karena aku bingung mood mu dalam posisi apa.
Terlalu banyak bebanmu yang kulihat.
Tinggalkanlah sayang, jika sudah bertemu aku, lepaskan semuanya.
Ceritakan semua padaku.
Bukankah itu kesepakatan kita di awal kemarin?

Dan, aku bingung level tawamu itu ada diposisi mana.
Aku bingung harus bagaimana bisa membuatmu senyum.
Sangat langka.
Bahkan jika bagiku ada sesuatu yang lucu, tapi tidak bagimu.

Aku dan dia memang berbeda.
Beda tipe.
Aku extrovert, dia introvert.
Jadi agak susah bagiku untuk bisa masuk ke diri dia.
Sudah ku coba berkali-kali, tapi gagal.

Bahkan aku juga jarang bisa tau apa yang dia mau.
Awalnya aku pikir, apa karna aku masih baru ya sama dia.
Tapi aku masih mencoba agar bisa menyatukan perbedaan yang ada.

Baiklah,
Ku lanjutkan cerita itu.

Bulan April, setelah aku dan dia membuat satu komitmen,
Akhirnya ada kesempatan yang dia tawarkan agar aku bisa pulang ke Pekanbaru menemui keluargaku. Lalu ku ajak dia. Aku tawari dia apakah dia mau ikut atau tidak.
Dan dia bilang oke, dia mau.
Dan, aku kaget. Waw, berarti dia ini beneran memang mau serius sama aku ya?
Oke, akhirnya Kamis malem kita terbang ke Pekanbaru.
Sabtunya, dia aku jemput di hotel.
Ku bawa ke rumah, lalu ku kenalkan pada ortu.
Perkenalan berjalan lancar.
Lalu ku ajak ke rumah bude dan pakde.
Lalu aku minta dia temenin aku ziarah ke makan nenek.
Disanalah aku nangis.
Aku nangis karna aku ngadu sama nenek bagaimana nasibku merantau di kota orang dan bagaimana cara aku bertahan hidup disaat hanya aku yang ada di kosan. Disaat tetanggaku yang 1 udah pindah, dan yg 1 nya sedang dinas malem. Disanalah hujan lebet turun, dan aku harus berjuang melawan rasa takut dari suara petir.
Aku juga ngadu bagaimana aku hidup dan di zolimi keluarga sendiri yang tega fitnah aku.
Lalu dia menenangkan aku saat itu.
Dan aku ajak dia balik, untuk mandi dan shalat magrib.
Lalu malamnya aku jemput dia lagi, untuk pergi malam mingguan.
Tujuan ku saat itu adalah, aku ganti jejakku di Pekanbaru dengan jejakku bersama dia yang kini sudah bersamaku.
Meski belum semuanya kita puteri, tapi ku rasa itu cukup.
Karena itu adalah route yang sering aku lewati dulu, dulu banget.
Sudah aku hapus jejak itu, dan ku ganti dengan jejak ku bersama dia.
Yang belum itu hanya menghapus jejak di warung si mbok, warung gopek, ya makanan pinggir jalan lainnya.
Apa daya, karna kemarin itu dadakan pulangnya.
Tapi tak apa, aku tak perlu menutupi semu jejak itu.
Toh aku juga akan netap di kota ini :D

Hari minggu, tanggal 21 April 2019,
Kita terbang lagi balik ke kota ini.
Aku kaget ketika dia bilang bahwa yang jemput adalah ibu dan kakaknya.
OMG....
Mimpi apa iniiiih?
Jantung rasa mau lepas, kaki udah gemeter + lemes.
Kenapa dadakan Tuhaaaaaaaaan???

Well, waktu tidak bisa ku hentikan.
Aku baca doa dalam hati.
Dan akhirnya mobil putih itu datang dan berhenti.
Aku ucapkan salam.
Lalu aku salim sama ibu dan kakak nya.
Dan mereka mengantarkan aku ke kosan.
Lalu balik.

Dalam hatiku,
Oooh akhirnyaaaa sampai jugaaa.
Perjalanan dari sana kesini terasa begitu jauh ketika hati sudah degdegan seperti ini.

Setelah itu,
Aku lupa.
Intinya kita lebih sering ketemu setiap weekend.
Aku juga berkunjung ke rumah ibunya.
Ajak ponakannya pergi ke taman burung.

Aku dan dia juga ada pergi jalan berdua, keluar kota dikit.
Kita jalan berdua, berangkat jam 10 pagi, kita shalat di masjid, kita makan siang, lalu kita foto di salah satu hmmm mungkin itu taman ya namanya.
Ya pokonya kita foto disana.
Kita sempat buat video juga menandakan kita sedang jalan-jalan.
Lalu kita  balik ke kota ini,
Sampainya itu malem, sekitar jam berapa aku juga lupa.

Lalu berjalanlah sampai sekarang.
Sampai akhirnya lebaran.
Lebaran, aku ngga nyangka dia ngajakin aku mudik.
Nah, ini yang buat aku makin merasa gimana gitu.
Karena dia bela-belain ambil cuti.
Awalnya dia ilang mutahil dia bakal dapet cuti.
Tapi dia coba-coba, akhirnya dia dapet.
Dan dia ngajakin aku mudik dengan perjalanan darat!
OMG, aku sukaaaaaaa.
Aku seneng banget melalui darat ketimbang udaraaaa.
Aku suka aja menikmati semua yang aku leawati.
Dengan senang hati aku jawab, "OKE".
Hahahahaaaa
Aku beneran suka.
Meski aku tau bakal capek, tapi aku tetap semangat.
Karna aku bakal melewati 1 kotasebelum sampai ke kota ku.

Perjalanan Mudik dimulai.
Itu di lebaran pertama.
Paginya aku shalat IED bareng ibunya, ponakannya, dia, dan kakaknya.
Sepulang shalat, kita jemput adiknya, dan ayuk iparnya.
Lalu kita ziarah ke makam ayahnya.
Lalu balik ke rumah ibunya.
Suasana lebaran sungguh sangat terasa.

Siangnya, kita pamit mau mudik,
Sekitar pukul 11.30an, kita jalan ke kantornya.
Pamit sama temannya.
Lalu dia shalat zuhur sebentar.
Dan akhirnya kita berangkat.

Sesampainya di Pekanbaru,
Malem itu kita sampai.
Besok paginya dia kerumah.
Dia bertemu ayah dan mamak.
Dia melamarku.
Ayah dan mamak mengizinkan.

Lalu berlanjutlah lebarannya.
Hingga akhirnya kita balik ke kota ini lagi,

Sekian dulu,
Pegel jari akuuuh.
Mau kerja dulu yaaaaaaaak.
Sore nanti kalau sempet, aku lanjutin kisahnya.
See you babbaaaaay













Tidak ada komentar:

Posting Komentar