Halo Kamis...
Hari ini aku dianter lagi sama dia.
Dia, dia, dia.
Selalu ada dia didalam ingatanku.
Dear Kamu,
Terima kasih sudah hadir dalam hidupku.
Terimakasih telah menyelamatkan separuh hidupku.
Betapa beruntungnya aku dipilih oleh mu.
Betapa beruntungnya aku bisa mengenalmu.
Seperti anugrah terindah yang lagi-lagi tuhan berikan padaku.
Di kota ini aku bertemu dia.
Di kota ini aku merantau.
Di kota ini, kota yang pernah aku sanjung-sanjung sebagai kota indah karena aku suka sama icon kota ini.
Di kota ini, hari ini, tepat 10 bulan 10 hari aku berada di kota ini.
Aku bertemu dia pertama kali itudi tahun 2018, tanggal 19 September, hari Rabu, dikantornya.
Waktu itu, aku masih punya pacar di Pekanbaru. Dan aku menganggap dia ya biasa aja, hanya sebatas ruang lingku pekerjaan, dimana kalau perlu TTD, itu pasti ke dia.
Saat itu sedikit pun tidak ada feel ku tentangnya. Melihatnya saja hanya saat sedang berdiskusi masalah pekerjaan.
Baiklah, setelah itu aku tidak pernah lagi ke kantornya.
Maksudku, jarang.
Lalu kami bertemu lagi itu aku lupa tanggalnya, tapi yang pasti itu adalah bulan Oktober 2018.
Saat itu aku juga lupa ada keperluan apa kesana.
Lalu bertemu lagi juga ada sesekali, bareng sama Ulva dan teman-teman lainnya.
Lalu bertemu lagi saat meeting bulan Desember, saat ada peresmian posko Naru.
Eh sebelum itu juga ada apa engga ya, yang aku ingat ketika dia baru mulai berani menggoda ku.
Ntahlah, itu menggoda apa bukan.
Tapi menurutku termasuk kategori menggoda.
Tapi ku abaikan, meski aku tertawa, tapi aku masih belum ada feel.
Aku kesel, saat Malam tahun baru.
Aku pengen banget pergi tahun baruan sama temen lama ku.
Sudah janjian di sebuah jembatan cantik di kota ini.
Tapi saat aku akan pergi, aku lihat notif yang masuk di WA.
Ada dari grup kerja. Dan aku baca dengan senang hati, ternyata isinya dari dia yang mengingatkan tentang pengiriman jadwal tim untuk bulan januari.
Saat itu, aku masih baru, aku masih sibuk dengan hubungi tim, dan akhirnya aku batal melihat kembang api di malam tahun baruan.
Aku kesel, bete, marah, Tapi cuma bisa nangis sendirian.
Baru kali itu aku ngga ada keluar di malam tahun baru.
Selama ini aku sering keluar.
Waktu masih kecil, nenek selalu ngajakin cucu-cucunya keluar liat kembang api,beli trompet, beli kembang api.
Dan nenek juga selalu buat acara bakar-bakaran ayam, daging, dan jagung di rumahnya. Karena memang halamannya yang luas menurutku waktu kecil heheheee.
Dan akhirnya ku terima kekesalan itu dengan lapang dada.
Aku menyalahkan dia.
Dalam hatiku berkata, "Awas saja, aku ngga ikhlas karna aku batal liat kembang api tahun ini. Semoga kerjaanku umurnya panjang, sehingga aku bisa berjumpa malam tahun baru 2020 di kota ini. Dan aku wajib berfoto di jembatan itu dengan segala cantiknya kembang api".
Januari 2019.
Aku dan dia ngga ada chattingan.
Aku juga lupa ada atau tidaknya, karena hp ku yg lama sedang tidak aktif, sehingga aku tidak bisa liat history nya.
Yang aku ingat, kita mulai chatting lagi itu bulan Februari.
Saat itu aku upload WA story, bahwa aku bangun-bangun sudah di kosan ku sendiri. Karena malamnya aku tidur di kosan mba dina karena ketakutan.
Sudah, chtiing hanya sebatas disitu.
Lalu pertengahan Februari, kami chattingan lagi bahas hantu di kosanku.
Lalu berlanjut di bulan Maret.
Chatting lebih sering di bulan Maret, bis adibilang, setiap hari chattingan di bulan Maret.
Sampai akhirnya dia ngajakin aku beli meja TV, lalu nonton Dilan.
Dan pulang.
Setelah itu, kami juga sering ketemuan. Jalan.
Hingga akhirya masuklah bulan April.
Dimana dia bilang dia suka aku, dan ingin serius denganku.
Aku degdegan bacamya.
Aku senyum-senyum sendiri.
Dan besoknya, baru aku ajwab, aku juga mau serius dengannya.
Ceritanta sampai disini dulu ya.
Aku lelah shaaay.
Byeeeee.
See you tomorrow.
Cerita ini akan aku lanjutkan di Jumat siang.
Byeeeeeeee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar